OpenAI Rugi Rp 7,9 Triliun Gegara Garap ChatGPT

Lahan Berita – Jakarta

Rupanya membangun chatbot kecerdasan buatan (AI) sepintar ChatGPT membutuhkan dana yang tidak sedikit. Bahkan menurut laporan terbaru, OpenAI selaku pengembang ChatGPT mengalami kerugian hingga setengah miliar dolar.

Laporan ini datang dari The Information yang sumbernya berasal dari tiga orang yang familiar dengan keuangan OpenAI. Sumber itu mengklaim OpenAI merugi USD 540 juta atau sekitar Rp 7,9 triliun tahun lalu, seperti dikutip dari Insider, Sabtu (6/5/2023).

OpenAI sendiri belum lama ini menerima suntikan dana miliaran dolar dari Microsoft. Namun angka kerugian ini menunjukkan besarnya dana yang dibutuhkan untuk mengoperasikan produk AI.

Bulan lalu, Chief Analyst dari SemiAnalysis Dylan Patel memprediksi OpenAI mengeluarkan biaya sekitar USD 700.000 per hari untuk mengoperasikan server ChatGPT.

Patel memperkirakan biaya itu diperlukan untuk mengoperasikan GPT-3. Saat ini OpenAI sudah merilis GPT-4 yang lebih canggih untuk pelanggan berbayar, dan biaya operasionalnya diperkirakan lebih mahal.

Slot Paling Hoki

Apalagi ChatGPT belum lama ini menja

di aplikasi dengan pertumbuhan paling cepat setelah mendapatkan 100 juta pengguna aktif bulanan dalam waktu dua bulan setelah diluncurkan. Jumlah pengguna yang semakin besar tentu akan membuat biaya operasional semakin membengkak.

Belum lama ini, CEO OpenAI Sam Altman menyinggung soal kenaikan biaya operasional. Ia bahkan menyebut OpenAI akan menjadi startup paling rakus modal sepanjang sejarah Silicon Valley.

Laporan The Information mengatakan Altman menyarankan OpenAI bisa mengumpulkan dana sekitar USD 100 miliar dalam beberapa tahun ke depan untuk mengembangkan artificial general intelligence (AGI), alias AI yang sepintar otak manusia.

Mengingat popularitas generative AI yang terus meningkat, pendapatan OpenAI juga diprediksi akan melonjak dalam beberapa tahun ke depan. Tahun ini OpenAI diramal akan meraup USD 200 juta, sebelum meroket ke USD 1 miliar pada tahun 2024.